Tampilkan postingan dengan label Cessna 172. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cessna 172. Tampilkan semua postingan

Evakuasi Korban dan Bangkai Pesawat

indosiar.com, Majalengka - (Selasa:29/11/2011) Ayu Purnama Sari yang merupakan istri Agung Febrian, salah satu penumpang pesawat cessna 172 yang hilang hampir 2 pekan lalu terus menangis saat tiba di posko pencaharian tim SAR di kaki gunung Cermai, Majalengka, Jawa Barat pagi tadi.

Dia masih berharap suaminya masih hidup, menyusul ditemukannya pesawat cessna 172 di dekan kawah burung kaki Cermai kemarin. Namun harapan Ayu pupus begitu mendengar kabar suaminya ditemukan dalam kokpit pesawat dalam kondisi meninggal dunia.

Tak kuasa menahan duka, Ayu pingsan. Sementara itu keluarga Partogi Sianipar pilot pesawat cessna yang juga datang ke posko wanadri pagi tadi, menggelar doa bersama tepat di kaki gunung Cermai. Mereka berharap cuaca akan bersahabat sehingga proses evakuasi korban bisa dilaksanakan hari ini.

Tim SAR menemukan penumpang ke tiga awak pesawat cessna yang hilang hampir dua pekan lalu ini sekitar 500 meter dari kawah burung gunung Cermai. Ke tiga korban berada di dalam pesawat dalam kondisi tak bernyawa dan saling bertumpukan. 

Kondisi pesawat sendiri dilaporkan terbelah pada bagian samping pesawat akibat menabrak pepohonan dan tebing gunung. Pencaharian hari ini dilakukan setelah tim SAR kemarin menemukan lokasi titik pesawat cessna dan mengamankan dua serpihan sayap dan mesin pesawat.

Jika cuaca tidak hujan, diperkirakan dua jenazah korban bisa dievakuasi sampai di posko pada hari ini.(Masuri Wahid/Her)

Lokasi Dugaan Cessna Jatuh Ditemukan

Cessna 172 (wikimedia)

VIVAnews - Tim SAR akhirnya menemukan satu titik koordinat yang diduga kuat menjadi lokasi jatuhnya pesawat latih Cessna 172 milik PT Nusa Flying International School. Badan SAR Nasional pagi ini mengerahkan tim darat dan udara menuju lokasi koordinat itu.

"Koordinat itu berada di desa Cihawanjar, Lembang, Bandung. Titik koordinatnya yakni 064607 South dan 1073343 East," kata Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Pertama Daryatmo, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Senin 21 November 2011.

Menurut Daryatmo, titik koordinat itu ditemukan tim SAR jalur darat yang dilaporkan semalam. Dugaan kuat itu adalah titik lokasi jatuhnya pesawat berpenumpang tiga orang itu saat tim darat melihat menggunakan teropong dari jarak sekitar 2 kilometer ke arah lokasi itu.

"Tim menemukan, ada benda putih agak besar di lokasi itu. Informasinya itu saja. Tapi ini semua masih sebatas dugaan. Kami sudah menuju kesana," kata mantan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara ini.

Saat ini, tim SAR berkonsentrasi pada satu titik yang ditemukan itu. Semua fokus tim tertuju pada koordinat yang diduga lokasi pesawat yang jatuh pada Rabu 17 November 2011 itu.

"Tim yang menggunakan helikopter dan jalur darat sudah berangkat sekitar pukul delapan pagi tadi," kata Daryatmo. "Kini semua fokus ke titik itu."

Pesawat ini hilang kontak sejak pukul 08.19 WIB, setelah terbang dari Lanud Halim Perdanakusuma pada pukul 07.40 WIB, Rabu 17 November 2011. Pesawat ini berawak tiga orang. Mereka adalah instruktur pilot, Partogi Sianipar (25) serta dua siswa, yaitu M. Fikriansyah (19) dan Agung Febrian (30).
• VIVAnews


Hari Keempat Lokasi Pesawat Jatuh Makin Jelas

Muhammad Fikriansyah Apriano, seorang awak pesawat Cessna172 yang sampai saat ini belum ditemukan. Pesawat hilang kontak sejak Rabu, (16/11/2011).


TRIBUNMANADO.CO.ID, PURWAKARTA — Lokasi yang diduga menjadi tempat jatuhnya pesawat Cessna 172 PK-NIP milik Nusa Flying International yang hilang kontak sejak Rabu (16/11/2011) kian terang. Sejumlah bukti menguatkan dugaan bahwa pesawat itu jatuh di kawasan Gunung Burangrang di perbatasan Kabupaten Bandung dan Purwakarta.

Pencarian hari keempat, Minggu (20/11/2011), difokuskan di lokasi yang dideteksi mengirim sinyal emergency locator transmitter (ELT). Sinyal itu terpantau kuat di antara daerah Gunung Pangukusan dan Pasir Tenjo.

Hasil pemetaan atas titik pemancar sinyal itu berada di koordinat yang tepatnya di Pasir Koho atau Pasir Karet di ketinggian 1.428 meter di atas permukaan laut.

Koordinator tim pencari dari Nusa Flying International (NFI), Zulkarnaen, mengatakan, selain pesawat pencari NFI, sinyal ELT juga tertangkap oleh pesawat milik maskapai Susi Air yang melintas di kawasan itu saat terbang dari Pangandaran, Ciamis, menuju Jakarta.

Sinyal ELT dari pesawat itu tak tertangkap satelit karena menggunakan frekuensi 406. Menurut Zulkarnaen, frekuensi yang dipakai oleh pesawat naas itu 121,5. (kompas)

Diduga Lokasi Pesawat Jatuh, Hutan Loyang Juga Disisir


NDRAMAYU (Pos Kota) – Upaya pencarian pesawat latih Cessna 172 No.Reg PK-NIP milik PT. Nusa Flying International, Jakarta yang kehilangan kontak dengan pihak menara Bandara Penggung Cirebon, Kamis masih terus dilakukan jajaran Polres Indramayu bersama Polsek Terisi, Kodim 0616 Indramayu dan Koramil Cikedung.

Pesawat Cessna itu hilang kontak dalam perjalanan dari Bandara Halim PK Jakarta pukul 07:40 WIB menuju Bandara Penggung Cirebon. Semestinya pesawat itu sudah mendarat di Bandara Penggung Cirebon sekitar pukul 08:40 WIB setelah 1 jam lepas landas dari Bandara Halim PK.

Pukul 08:18 WIB, sebelum mendarat di Bandara Penggung Cirebon, pihak menara Bandara Penggung Cirebon kehilangan kontak dengan pesawat Cesana itu. Lokasi hilangnya pesawat latih itu masih belum diketahui. Pihak bandara Penggung Cirebon memperkirakan pesawat itu hilang di wilayah Kabupaten Indramayu, Subang, Purwakarta dan Sumedang.

Upaya pencarian pesawat yang hilang dilakukan jajaran Polres Indramayu, Polsek Terisi, Kodim 0616 Indramayu dan Koramil Cikedung sejak kemarin. “Bahkan sepanjang Jum’at (18/11) pagi hingga siang, petugas polres masih terus mencari pesawat yang hilang itu sambil mengumpulkan informasi dari warga,” ujar Kasat Intelkam Polres Indramayu AKP Wawan Suhendar.

Pencarian dilakukan jajaran Polres Indramayu dan Polsek Terisi dengan memanfaatkan kendaraan patroli menyisir sekitar kawasan hutan Loyang di Desa Loyang, Kecamatan Terisi, Indramayu, Jabar yang dicurigai sebagai lokasi hilangnya pesawat latih yang dinaiki 3 awak yaitu; Kapten Partogi Sianipar,25, (instruktur) beralamat di Jalan Lamsirih 9, Jatibening Baru, Pondok Gede, Jaktim.

Selain itu dua siswa penerbang Muhammad Fikriansyah,18, warga Jalan Poltangan, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan dan Agung Febrian,30 tinggal di Kompleks Taman Bukit Permai, Bintaro, Pesanggrahan, Jaksel.

Hingga Jum’at (18/11) pukul 14:25 WIB, petugas Polres dan Kodim Indramayu masih berada di lokasi pencarian. Tidak dijelaskan kapan pencarian pesawat latih Cessna 172 itu dihentikan. Petugas masih penasaran menguber kawasan hutan Loyang yang oleh warga sekitar dianggap sebagai kawasan hutan yang cukup angker.

Hutan Loyang jadi sasaran pencarian karena secara fisik, kondisi hutan Loyang itu sangat rimbun. Hutan Loyang ditumbuhi aneka tanaman keras. Dari mulai pohon akasia mangium sebagai bahan baku kertas, jati dan mahoni. (taryani/b).

Pilot Senior: Pesawat Cessna 172 Diduga Jatuh


Bandung, (Analisa). Pilot senior Saleh Sudrajat (55) menduga pesawat Cessna 172 skyhawk milik sekolah penerbangan PT Nusa Flying School yang hilang kontak sejak kemarin, jatuh (crash) di tempat yang tidak diketahui.
"Kemungkinan besar crash atau jatuh kemudian fatal," kata Saleh Sudrajat, ketika dihubungi melalui telepon selularnya, Kamis.

Dugaan tersebut, kata Salah Sudrajat, didasarkan pada waktu pesawat yang mengangkut tiga orang tersebut terbang pada waktu pagi hari atau sekitar pukul 10.00 WIB.

"Yang saya ketahui, pesawat itu kemarin mulai hilang kontak jam 10 pagi. Kalau pagi hari, keadaan cuaca untuk terbang masih relatif masih aman. Berbeda kalau sore hari terbangnya. Jadi kalau karena faktor alam menjadi penyebabnya kecil," ujar Kang Saleh, sapaan akrab Saleh Sudrajat.

Menurutnya, penyebab hilang kontak pesawat Cessna 172 skyhawk milik sekolah penerbangan PT Nusa Flying School bisa dikarena banyak faktor.

"Dalam penerbangan itu banyak kemungkinannya. Bisa karena human error, kompasnya melenceng, atau mungkin pesawat itu tidak memakai ELT atau emergency locator transmitters," ujarnya.

Ia menambahkan, berdasarkan pengalaman dirinya sebagai seorang pilot jika memang pesawat hilang kontak atau arah terbang di Jalur Pantura bisa disiasati dengan mengikuti alur di Pantai Utara (Pantura).

"Kalau terbang dari Cirebon ke Bandara Halim bisa ikuti Jalur Pantura, lebih mudah dan tidak sampai kehilangan arah. Tinggal menyusuri Pantura karena lebih mudah dievaluasi," kata Kang Soleh.

Pesawat Cessna 172 milik sekolah penerbangan PT Nusa Flying School hilang kontak dalam perjalanan dari Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, menuju Cirebon, Jawa Barat, Rabu (16/11).

Pesawat ini ditumpangi tiga orang, terdiri dari instruktur dan dua siswa penerbang yang sudah berada di tahap akhir.

Ketiga orang tersebut ialah Kapten Partogi Sianipar (25), kedua siswa penerbangan Muhammad Fikriansyah (18), Agung Febrian (30) siswa penerbang. (Ant)

sbr ; harian analisa

Pesawat Cessna Jatuh di Wilayah Cirebon


CIREBON, KOMPAS - Sebuah pesawat latih jenis Cessna C172-PK NIP milik sekolah penerbangan Nusa Flying yang terbang dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, tujuan Bandar Udara Budiarto di Curug, Tangerang, dilaporkan jatuh di sekitar wilayah Cirebon, Jawa Barat, Rabu (16/11) pagi. Pesawat itu dilaporkan hilang kontak sejak pukul 08.53.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan mengatakan, pesawat latih berawak tiga orang itu berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pukul 07.40, dan dijadwalkan tiba di Bandara Budiarto, Curug, pukul 09.33. Pesawat itu semestinya melintasi wilayah udara Cirebon sekitar pukul 08.53. ”Namun, pada waktu yang dijadwalkan, pesawat tidak bisa dikontak oleh petugas yang ada di Bandar Udara Cirebon (Cakrabuana),” katanya saat dikonfirmasi melalui telepon, Rabu.

Pesawat itu ditumpangi Kapten Pilot Partogi yang sekaligus menjadi instruktur dalam pelatihan terbang itu. Dua orang lainnya yang belum bisa dipastikan identitasnya adalah siswa terbang Nusa Flying.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan SAR Nasional Gagah Prakoso mengatakan, lima tim penyelamat yang merupakan tim gabungan dari Kementerian Perhubungan, Badan SAR Nasional, Nusa Flying International, dan Wings Air telah dikerahkan mencari lokasi jatuhnya pesawat.

”Ada lima pesawat yang digunakan, yakni 2 pesawat Cessna dari Nusa Flying, 1 helikopter dari Basarnas, 1 pesawat 212 Aviocar dari Kemhub, dan 1 pesawat Cessna dari Wings Air,” kata gagah.

Kepala Bandara Cakrabuana, Cirebon, Emil Taufiq menjelaskan, pesawat Cessna umumnya hanya membawa bahan bakar untuk jarak terbang selama empat jam. Hingga Rabu malam, pihaknya belum berhasil berkomunikasi dengan awak dalam pesawat itu sehingga kemungkinan besar pesawat latih Cessna itu terjatuh di area lintasan dari Jakarta hingga Cirebon.

”Dari kenyataan ini, kemungkinan besar pesawat itu jatuh,” ujar Emil. (REK)

Pesawat Cessna 172 Diduga Jatuh di Purwakarta


Liputan6.com, Cirebon: Keberadaan pesawat latih jenis Cessna 172 milik Sekolah Penerbangan Nusa Flying International yang hilang kontak sejak Rabu pagi belum ditemukan. Kontak terakhir pesawat dengan petugas menara pemantau Bandar Udara Cakrabuana Penggung, Cirebon, Jawa Barat, terjadi kemarin sekitar pukul 08.19 WIB. Namun, pesawat yang dijadwalkan tiba di cirebon pada pukul 08.53 WIB itu tidak juga muncul.

Tim SAR yang dibantu sejumlah pesawat milik sekolah penerbangan hingga kini belum menemukan pesawat yang ditumpangi tiga orang itu, yakni instruktur Kapten Partogi Sianipar dan dua siswa penerbangnya Muhamad Fikriansyah serta Agung Febrian.

Kamis (17/11) siang, Tim SAR sempat menangkap sebuah sinyal yang diduga berasal dari pesawat nahas itu. Menurut sinyal yang diduga berasal dari alat emergency locator transmitter (ELT) milik pesawat Cessna 172 yang hilang kontak itu, pesawat diperkirakan berada di kawasan kaki Gunung Tangkuban Perahu, Purwakarta, Jabar.

Sementara itu, suasana duka menyelimuti keluarga dan orangtua Kapten Partogi Sianipar, instruktur yang juga pilot pesawat nahas itu. Di perumahan Villa Lampiri Indah Blok A2, Kelurahan Jatibening Baru, Kecamatan Pondok Gede, Bekasi, Jabar, pihak keluarga telah mempersiapkan kursi tamu dan membereskan rumah meski tetap berharap sang putra kembali dengan selamat.

Duka juga terasa di kediaman Agung Febrian Prastowo di kompleks Bukit Permai No.16, Bintaro, Pesangrahan, Jakarta Selatan. Istri dan anak salah satu siswa penerbangan ini bahkan beberapa kali jatuh pingsan mendengar kabar hilangnya pesawat.

Sebelum berlatih terbang pada Rabu pagi, menurut keluarga Agung yang merupakan anak bungsu dari enam bersaudara itu selalu ingin berfoto dan dekat dengan istri serta kedua anaknya yang masih balita. Keluarga yang akan berangkat ke Subang hari ini masih berharap Agung bisa kembali berkumpul dengan keluarga dalam kondisi selamat.(ADO)

All Rights Reserved. 2014 Copyright SIMPLITONA

Powered By Blogger | Published By Gooyaabi Templates Designed By : BloggerMotion

Top