Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta. Terletak di Kabupaten Majalengka, sekitar 68 km dari Kota Bandung, bandara ini dibangun untuk meningkatkan konektivitas udara di wilayah Jawa Barat bagian timur, khususnya kawasan Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning).
Sejarah Pembangunan
Studi kelayakan pembangunan Bandara Kertajati dimulai pada tahun 2003, dengan izin penetapan lokasi diberikan pada tahun 2005. Namun, pembangunan baru dimulai pada tahun 2014 setelah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Proyek ini melibatkan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kementerian Perhubungan, dan pihak swasta, dengan total anggaran mencapai Rp 2,6 triliun.
Bandara ini resmi dibuka pada 24 Mei 2018, ditandai dengan pendaratan pesawat kepresidenan sebagai penerbangan pertama. Penerbangan komersial dimulai pada 8 Juni 2018, dengan rute awal Majalengka-Surabaya dan Majalengka-Kualanamu menggunakan maskapai Citilink.
Fasilitas dan Desain
Bandara Kertajati dibangun di atas lahan seluas 1.800 hektar dengan terminal penumpang seluas 121.000 meter persegi. Terminal ini dirancang dengan desain arsitektur yang mengadopsi elemen-elemen budaya lokal Jawa Barat, seperti motif batik mega mendung dan patung Dayang Sumbi karya seniman Nyoman Nuarta.
Landasan pacu bandara ini memiliki panjang 3.000 meter, memungkinkan pesawat berbadan lebar untuk mendarat dengan nyaman. Bandara ini dirancang untuk melayani hingga 29 juta penumpang dan 1,5 juta ton kargo per tahun.
Tantangan dan Upaya Pengembangan
Meskipun memiliki fasilitas modern, Bandara Kertajati menghadapi tantangan dalam hal okupansi penumpang. Setelah diresmikan, bandara ini sempat mengalami penurunan jumlah penerbangan dan penumpang. Pada April 2020, bandara ini bahkan tidak melayani penerbangan komersial lagi.
Untuk meningkatkan aksesibilitas, pemerintah telah membangun Jalan Tol Akses Bandara Kertajati sepanjang 3,38 kilometer, yang menghubungkan bandara dengan Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Selain itu, bandara ini juga terhubung dengan jalur kereta api dan pelabuhan, mendukung konsep pengembangan kawasan industri dan logistik di sekitar bandara.
Prospek Masa Depan
Dengan potensi kapasitas yang besar dan dukungan infrastruktur yang terus berkembang, Bandara Kertajati diharapkan dapat menjadi pusat transportasi udara yang vital di Jawa Barat. Upaya untuk meningkatkan jumlah penerbangan dan penumpang terus dilakukan melalui promosi rute baru, peningkatan fasilitas, dan kolaborasi dengan berbagai pihak terkait.
Bandara Kertajati tidak hanya berfungsi sebagai pintu gerbang transportasi udara, tetapi juga sebagai katalisator bagi pertumbuhan ekonomi dan pengembangan kawasan industri di wilayah Jawa Barat bagian timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar