BeritaUnik.net – Saat ini, penerbangan perintis di
beberapa wilayah Nusantara seperti Papua masih menggunakan
pesawat-pesawat produksi lama, seperti Twin Otter. Beberapa unit yang
ada telah tidak layak pakai sehingga diperlukan pesawat yang lebih
modern.
Karenanya, sejak tahun 2006, PT Dirgantara Indonesia
mengembangkan pesawat N219 berkapasitas 19 orang untuk menggantikan
peran pesawat perintis yang ada sekarang. Saat ini, uji aerodinamika
pesawat tersebut telah dituntaskan.
N-219 Generasi terbaru pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia
“Pengembangan pesawat jenis ini biasanya memakan waktu 3 tahun. Namun,
kita mungkin akan selesaikan 2-2,5 tahun,” kata Andi Alisjahbana,
Direktur Aerostruktur PT Dirgantara Indonesia, Selasa (28/12/2010) di
Jakarta. Jadi, tahun 2013, pesawat mungkin sudah bisa diluncurkan.
Agar
tidak mengalami kegagalan seperti pesawat CN 250, pihak PTDI akan
memproduksi pesawat berdasarkan order. “Kami akan buat 25 unit dulu
nantinya. Kami akan mengupayakan seluruhnya terjual dahulu,” kata Andi.
Pembuatan sejumlah unit memerlukan dana sekitar Rp 1 triliun. Jumlah ini
menurut Andi cukup minim untuk membuat pesawat. Ia menargetkan,
sejumlah pesawat akan dibeli oleh pemerintah daerah.
Andi juga
mengatakan, spesifikasi pesawat N219 dirancang sesuai dengan kondisi
geografis Indonesia. Pesawat ini mampu mendarat di landasan yang pendek
sehingga bisa diaplikasikan di wilayah terpencil dengan lahan terbatas.
“Pesawat ini juga dirancang bisa membawa bahan bakar tambahan. Kita
menyadari bahwa tidak setiap daerah memiliki tempat pengisian bahan
bakar,” demikian Andi mengungkapkan kelebihan pesawat N219.
Sementara
itu, Budi Santoso selaku Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia
mengatakan bahwa pengembangan pesawat ini didasarkan pada karakteristik
geografis Indonesia. “Kondisi geografis kita berbeda dengan negara lain.
Kita harus punya solusi sendiri,” katanya. Bagi Budi, pengembangan
pesawat kecil yang mampu menjangkau wilayah terpencil sangat pas.
“Banyak wilayah Indonesia yang tak mudah dijangkau dengan transportasi
darat. Pesawat perintis bisa menjadi solusi,” paparnya.
Pesawat
N219 memiliki potensi besar untuk dipasarkan ke daerah-daerah seperti
Sumatera dan Papua. Pesawat ini juga ditargetkan bisa dipasarkan ke
negara lain yang masih membutuhkan, misalnya negara-negara di Afrika.
0 comments: