Pesawat Logistik Obama Tiba di Bali

Pesawat kepresidenan Amerika Serikat (US Air Force) yang mengangkut logistik pengamanan Presiden Barack Obama tiba di Bali, Senin (7/11).
Pesawat dengan nomor lambung 3122 itu mendarat di Lanud Ngurah Rai Bali sekitar pukul 14.30 Wita, dan terparkir di Base Ops Ngurah Rai.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Ngurah Rai, Letnan Kolonel (Pnb) Jumarto yang dikonfirmasi mengatakan, pesawat berukuran besar itu mengangkut berbagai macam logistik yang dibutuhkan untuk pengamanan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
"Pesawat itu mengangkut logistik seperti peralatan-peralatan pengamanan yang sesuai dengan standar pengamanan mereka terhadap kepala negaranya," ujarnya seperti dikutip Antara.
Selain itu, pesawat tersebut juga mengangkut sejumlah personel pengamanan dan personel protokoler Presiden di berbagai bidang.
"Memang mereka meminta secara khusus tempat di Bali untuk menyimpan logistik-logistiknya selama kegiatan KTT ASEAN berlangsung, dan kami sudah menyiapkannya," ujar Letkol Jumarto.
Rencananya pesawat besar tersebut akan kembali setelah selesai meletakan logistiknya di Bali, sedangkan pesawat milik Amerika yang hanya mengangkut personel, juga akan tiba sore ini.
"Informasinya setiap hari akan ada dua pesawat yang datang untuk mengakut logistik lainnya, sampai mendekati hari H," katanya.
Meski segala pengamanan maupun logistik telah disiapkan di Bali, namun Presiden Barack Obama masih dipastikan akan datang pada 16 November dan menghadiri KTT ASEAN sebagai tamu undangan partisipan dalam KTT ke-19 ASEAN pada 17-19 November 2011.
Seperti Juni 2010 lalu, meski telah dipersiapan berbagai pengamanan dan logistiknya, Presiden Negara Adidaya itu pernah membatalkan kedatangannya ke Bali untuk berlibur bersama istri dan anaknya, dan pada akhirnya hanya menyempatkan diri ke Jakarta.

smber : warta kotalive.com

Pesawat tidak dikenal jatuh di China

Ringkasan Berita

Satu pesawat yang tidak dikenal jatuh dan meledak di daratan China timur, kata media pemerintah, Selasa,tetapi kecelakaan itu tetap misterius dan kemungkinan adanya korban juga tidak diketahui.

Pesawat terbang berbahan bakar nabati

Penerbangan komersial pertama di Amerika Serikat dengan menggunakan bahan bakar nabati dari minyak goreng bekas dijadwalkan terbang hari ini (9/11) dari Seattle. 

 Alaska Airlines hanya akan mengoperasikan penerbangan terbatas dengan bahan bakar nabati karena mahal.


Penerbangan itu dilakukan oleh Alaska Airlines dan berencana mengoperasikan penerbangan terbatas guna menunjukkan bahwa bahan bakar alternatif bisa digunakan secara ekeftif dan aman di dunia penerbangan.

Wartawan BBC di Washington Jane O'Brien melaporkan gerakan lingkungan di kawasan pantai barat Amerika sangat kuat. Oleh karena itu Alaska Airlines melakukan investasi di bahan bakar alternatif sebagai bahan bakar pesawat terbang.
Meski para pelanggan maskapai penerbangan tersebut ingin sekali mengurangi emisi gas pada saat mereka terbang, mereka tidak keberatan membayar biaya lebih mahal untuk tiket penerbangan dengan pesawat berbahan bakar nabati.
Satu galon bahan bakar nabati dari minyak goreng bekas dipatok dengan harga US$17 padahal satu galon bahan bakar minyak biasa hanya US$3 per galon.

Dukungan

Oleh sebab itu Alaska Airlines hanya akan mengoperasikan 75 penerbangan dengan bahan bakar nabati.
Namun hal yang penting dari aksi ini, kata juru bicara Alaska Airlines, menunjukkan bahwa terdapat bahan bakar alternatif selain bahan bakar minyak dan bahan bakar tersebut aman digunakan di industri penerbangan.
Ketersediaan bahan bakar alternatif, lanjut juru bicara Alaska Airlines, tinggal memerlukan dukungan lebih besar dari pemerintah dan sektor swasta untuk membuat bahan bakar secara ekonomis bisa digunakan.
Bahan bakar pesawat yang dibuat dari minyak goreng bekas ini diproduksi oleh Dynamic Fuels, pabrik yang baru didirikan satu tahun di Louisiana.
Pabrik juga sedang melakukan percobaan membuat bahan bakar untuk Angkatan Udara Amerika Serikat.
Perusahaan pesawat terbang Boeing juga mendukung pengembangan bahan bakar nabati dan mengatakan secara keseluruhan industri benar-benar serius mencari bahan bakar alternatif.
Sejumlah maskapai penerbangan dunia juga menjalin kerja sama dengan peneliti untuk mengembangkan bahan bakar nabati dengan menggunakan rumput-rumputan dan bahkan lumut.

Pesawat Airbus A380 Milik Qantas Kembali Bermasalah

Canberra - Pesawat Airbus A380 kembali bermasalah. Pesawat superjumbo milik maskapai penerbangan Australia, Qantas tersebut mengalami masalah mesin saat sedang mengudara.

Akibat gangguan tersebut, pesawat dengan nomor penerbangan QF31 yang bertolak dari Singapura menuju London
, Inggris itu terpaksa dialihkan ke Dubai, Uni Emirat Arab.

"QF31 dari Singapura ke London telah dialihkan ke Dubai pagi tadi menyusul adanya masalah dengan mesin nomor empat pesawat," kata juru bicara Qantas seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (4/11/2011).

Pesawat Airbus tersebut mengangkut 258 penumpang, 4 pilot dan 21 awak kabin.
"Sesuai dengan prosedur operasi standar, mesin dimatikan dan pesawat diharapkan mendarat tanpa insiden lebih jauh," imbuhnya.

Sebelumnya maskapai Qantas sempat menghentikan seluruh penerbangannya pada Sabtu, 29 Oktober lalu di tengah perselisihan antara pihak manajemen dan pekerja. Qantas juga pernah mengandangkan seluruh armada Airbus A380 miliknya setelah insiden ledakan mesin di pesawat raksasa tersebut saat melintasi wilayah Batam pada 4 November 2010 lalu.
(ita/vit)
sumber : detik news

New N-219 aircraft made ​​by PT DI in the value of U.S. $ 4 Million

Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) will soon complete the newest production of the N-219 aircraft. N-219 aircraft will undergo a certification process in 2013, is expected to air in 2014.Head of Structure Design Aerospace Indonesa PT Budi Sampurno said the plane could have flown this type in the country because it has a certificate of FAR 23, the certificate for the type of small aircraft."It's been designed in accordance with FAR 23 certification," he told detikFinance when met at the office of the Ministry of Industry on Thursday (6/23/2011).Budi explains, for first-year sales in 2014 new aircraft will be marketed in the country. Targeted N-219 could rake in sales of 154 aircraft."For 2014, the local target first. For as many as 97 civilian aircraft, 57 aircraft for the military. It costs approximately U.S. $ 4 million (USD 34 billion exchange rate of Rp 8500/US $)," he said.Budi explains, the components of the aircraft is only 40% is produced domestically, the rest is imported from another country. However, Budi believe the N-219 aircraft this local component would reach 60%."Seats and interior cultivated in the country. Target in 2014 reached 40% local components and gradually will hopefully be mencampai 60% of its local components," he explained.For export opportunities, continued Budi, already there are some countries who are interested to buy this aircraft, one of Algeria. In fact, Algeria offers to be able to make the assembly plant there."Algerians are interested in purchasing. They also offer make the factories there. But it is still in its early stages just is not interested in any formal agreement," he said.Even the State Ginseng South Korea (ROK) also appear interested to offer themselves to help eligibility certificate filed N-219 flew to the United States. South Korea hopes that the N-219 aircraft can operate in their country sky."South Korea to try which he said would bring to America for certification. Let the plane could go to Korea. Yes aja new exploratory stage," he explained.This aircraft, said Budi, a new plan will be made by 4 units in 2013, two aircraft will be used to test the air and two other aircraft to be tested in the laboratory.Budi explains further, these aircraft are more suitable for pioneering aviation in Eastern Indonesia. Merpati airlines such as were ready to fly the aircraft type N-219."The Department of Transportation is ready to buy a plane, Merpati later as the operator," he added.N-219 type aircraft has the capacity to carry 19 passengers with a seating pattern each line contains 3 seats. To take off this plane requires only a distance of approximately 430 meters and for landing requires a distance of about 480 meters. The aircraft is able to perform flight about 5-6 hours for full refueling. 
sbr: detik finance

All Rights Reserved. 2014 Copyright SIMPLITONA

Powered By Blogger | Published By Gooyaabi Templates Designed By : BloggerMotion

Top