Jakarta - Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100) menggoreskan
catatan kelam dalam sejarah penerbangannya. Dalam penerbangan
'promosinya' di Indonesia, SSJ 100 bernasib cukup naas.
Kepala
SAR menduga Pesawat pabrikan Rusia yang membawa 50 orang tersebut jatuh
di wilayah Gunung Salak, Jawa Barat. Namun, hingga saat ini belum ada
kepastian.
Dari data-data yang dihimpun detikFinance,
Kamis (10/5/2012), SSJ 100 adalah pesawat jarak jauh dengan kemampuan
regional dimana berkapasitas kurang lebih 100 penumpang. SSJ 100
dikembangkan sekaligus didesain serta diproduksi Sukhoi Civil Aircraft
Company (SCAC) yang bekerjasama dengan Alinea Aeronautica.
Sukhoi Civil Aircraft Company merupakan anak usaha dari United Aviation Corporation yang memproduksi pesawat sipil.
Siapa
yang tak kenal Sukhoi? Unit militernya Sukhoi sudah sangat terkenal
dengan pesawat tempur yang memiliki kemampuan bermanuvernya. RI sendiri
telah memiliki beberapa pesawat tempur produksi Sukhoi.
Bagaimana
rekam jejak pesawat penumpang? Ya melalui pesawat SSJ 100 inilah
pabrikan Rusia itu berharap banyak. SSJ 100 elah berhasil menjalani
penerbangan perdananya pada Mei 2008. Pesawat ini mempunyai kemampuan
kecepatan terbang maksimum 0.81 kecepatan suara (Mach 0.81) dan mencapai
ketinggian 40.000 feet.
SSJ 100 dapat beroperasi (take off and
landing) di bandara yang memiliki panjang landasan 1.731 meter (versi
basic range) dan sampai 2.052 meter (versi long range).
Pada
Februari 2011 lalu SSJ 100 telah meraih Sertifikat Type (Type
Certification) dari Otoritas Sertifikasi Rusia (the Russian
Certification Authority IAC AR) dan diharapkan sertifikasi dari Otoritas
Penerbangan Uni Eropa (EASA) akan diperoleh pada 2011 ini. Produksi
pertama SSJ 100 telah diserahkan pada 19April 2011 kepada Armavia
Airline, satu perusahaan penerbangan sipil di Armenia.
Hal
tersebut menarik minat maskapai swasta nasional, PT Sky Aviation. Sky
Aviation berencana memperkuat armadanya dengan membeli 12 pesawat Sukhoi
Super Jet 100 (SSJ 100) senilai US$ 380,4 SCAC.
"Kami sangat
berharap pesawat bisa diterima pada 17 Agustus 2012. Kami telah
mempersiapkan sejumlah rute baik domestik, maupun rute regional
Internasional untuk pengoperasian pesawat SSJ 100," jelas Direktur Utama
Sky Aviation Krisman Tarigan di Jakarta, akhir tahun 2011 lalu.
Rencananya
pesawat SSJ 100 akan dioperasikan di rute-rute merata di Indonesia
Bagian Barat (Sumatera dan Jawa), Indonesia Bagian Tengah
(Kalimantan,Sulawesi, Bali dan NTT) serta Indonesia Bagian Timur (Maluku
dan Papua).
"Dengan Armada SSJ 100, Sky Aviation akan membuka
rute-rute penerbangan antar kota di Kalimantan yang selama ini tidak
dilayani serta siap melayani masyarakat di pulau-pulau Sulawesi, NTT,
Maluku dan Papua. Selain pesawat SSJ 100, kami juga akan menambah armada
dengan pesawat Sky Lander (kapasitas 19 penumpang) sebanyak 10 buah,"
tambahnya.
Sky Aviation merupakan salah satu unit Group Petroneks
Energy adalah perusahaan penerbangan yang relatif baru, mengantongi AOC
135 -144 dari Kementerian Perhubungan pada 14 Mei 2009 dan Surat Izin
Usaha Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal pada 8 Maret 2010.
Presiden
Sukhoi Civil Aircraft Company, Vladimir Prisyazhnyuk mengungkapkan
kegembiraannya dapat bekerja sama dengan Sky Aviation.
"Performa
dari Sukhoi Superjet 100 akan mendukung pengembangan network-rute Sky
Aviation. Kami optimistis pesawat bisa dikirim pada Agustus 2012," kata
Dia.
Di Indonesia, ada dua maskapai yang telah menjalin kerjasama
dengan SCAC yakni Kartika Airlines dan PT Merukh Ama Coal sebagai
pemilik PT Dirgantara Air Service dan PT Sabang Merauke Air Charter
(SMAC).
Namun di awal penerbangannya, SSJ 100 mencatatkan sejarah
buruk dengan kejadiaan naas. Pesawat tersebut hilang kontak setelah 21
menit terbang dari Lanud Halim Perdanakusumah dalam rangka penerbangan
promosinya.
SSJ 100 yang diduga jatuh ini membuat seluruh media
baik lokal maupun internasional menyorot tajam. Kejadian ini merupakan
kejadian terparah SSJ 100.
Berdasarkan catatan Russia Today, Rabu
(9/5/2012), terdapat beberapa insiden yang menyertai pengoperasian
pesawat buatan Rusia ini. Insiden yang terjadi hanyalah insiden kecil.
Tidak ada satu pun insiden yang mengakibatkan cedera atau kematian
penumpang di dalamnya.
Berikut ini insiden-insiden yang dialami Sukhoi Superjet 100:
1. 6 Mei 2012, SSJ-100 keluar dari landasan pacu saat mendarat di Bandara Kazan, Rusia.
2.
16 Maret 2012, pesawat jet harus putar balik dan kembali ke Moskow
selama penerbangan ke Astrakhan setelah kru menemukan landing gear tak
bisa digunakan sepenuhnya.
3. 25 Desember 2011, penerbangan
SSJ-95, yang merupakan modifikasi superjet, dari Minsk, Belarusia,
dibatalkan karena kegagalan landing gear. Pesawat lantas kembali ke
Moskow tanpa penumpang.
Sedangkan kasus terbaru adalah hilang
kontaknya pesawat superjet ini di sekitar Bogor, Jawa Barat pada Rabu
sore (9/5/2012), pukul 14.33 WIB. Ada 50 orang di atas pesawat tersebut,
di mana 8 orang merupakan warga negara Rusia.
Menurut mantan
pilot penguji dari Rusia, Magomed Tolboev, sebagian wilayah Jakarta
memiliki medan yang berat. Tolboev sebelumnya pernah terbang di wilayah
ini.
"Ada medan dengan gunung setinggi 6.158 kaki. Ini sulit sekali," ucapnya kepada Russia Today.
"Pilot
seharusnya bisa melihat gunung karena pesawat ini sangat modern.
Pesawat ini dilengkapi dengan peralatan penerbangan terkini," imbuh
Tolboev.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang hilang di kawasan
Gunung Salak, Bogor, Rabu (9/05/2012) diduga jatuh di kawasan Kawah
Ratu, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Hal itu berdasarkan titik
koordinat terakhir pukul 14.33 sebelum akhirnya pesawat lost kontak
dengan ATC Bandara Halim Perdakusuma.
Kepala SAR Jakarta Ketut
Parwa menjelaskan, meskipun titik koordinat terakhir pesawat sudah
diketahui, namun pihaknya belum bisa memastikan apakah pesawat
berpenumpang 40 orang itu jatuh di posisi tersebut.
0 comments: